Karier Awal Dyonisius Beti di Yamaha Motor
Otoriders.com – Hay Bro & Sist, Nama Dyonisius Beti sudah tidak asing lagi di dunia otomotif. Sosoknya dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang mampu menduduki jabatan tertinggi sebagai Presiden Direktur (Presdir) di Yamaha Motor Company, salah satu pabrikan motor terbesar dan paling terkenal di Jepang. Sebelum mencapai posisi prestisius ini, Dyon mengawali kariernya sebagai Vice President Director di Yamaha Indonesia, dan perlahan naik hingga ke posisi puncak.
Tantangan Awal: Dari Krisis Moneter hingga Regulasi Emisi
Perjalanan karier Dyon di Yamaha dimulai pada tahun 1996, ketika ia bergabung dengan Yamaha Indonesia sebagai Direktur Marketing. Saat itu, Yamaha Indonesia masih sangat bergantung pada penjualan motor 2-tak, seperti Yamaha RX-King dan Yamaha Force-1, yang menjadi tulang punggung penjualan Yamaha di Indonesia.
Dampak Krisis Moneter 1998 pada Yamaha Indonesia
Namun, sebelum tantangan regulasi emisi, Indonesia terlebih dahulu dihantam krisis moneter yang melumpuhkan ekonomi pada tahun 1998. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melonjak drastis dari Rp 2.500 menjadi Rp 13.000 per dolar, membuat dunia bisnis, termasuk sektor otomotif, dalam kondisi sangat sulit. “Kondisinya sangat berat saat itu, tapi Yamaha harus tetap bertahan,” kenang Dyon. Dengan strategi yang matang, Yamaha Indonesia berhasil melewati masa sulit tersebut.
Peralihan dari Motor 2-tak ke 4-tak
Setelah krisis moneter, Dyon bersama tim di Yamaha harus berhadapan dengan tantangan berikutnya: peralihan dari motor 2-tak ke 4-tak. Pada saat itu, Yamaha Indonesia terlambat masuk ke pasar motor 4-tak dibandingkan dengan pabrikan lain. Namun, Dyon tidak menyerah begitu saja. Ia dan timnya melakukan berbagai inovasi untuk mengubah fokus produksi Yamaha dari motor 2-tak ke motor 4-tak yang lebih efisien. “Kami hanya punya Yamaha Crypton saat itu, dan kami terlambat masuk ke pasar 4-tak,” ujar Dyon.
Inovasi dan Kebangkitan Yamaha Indonesia
Kesuksesan Yamaha Jupiter-Z dan Vega di Pasar
Perubahan besar mulai terlihat ketika Yamaha memperkenalkan motor-motor 4-tak seperti Yamaha Vega dan Yamaha Jupiter. Produk-produk ini diterima dengan baik oleh konsumen, terutama Yamaha Jupiter-Z dengan mesin 4-tak 115 cc, yang meraih kesuksesan besar di balapan nasional maupun Asia. Kesuksesan ini tidak hanya membawa Yamaha Indonesia kembali bangkit, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain kunci di industri otomotif nasional.
Inovasi Terbesar: Memasuki Pasar Motor Matic
Namun, inovasi terbesar datang ketika Yamaha mulai masuk ke pasar motor matic. Pada tahun 2002, Yamaha memperkenalkan Yamaha Nouvo, sebuah motor matic dengan konsep baru yang dipromosikan oleh bintang sepak bola Inggris, Michael Owen. Meskipun Yamaha Nouvo menarik perhatian, kesuksesan Yamaha di segmen motor matic baru benar-benar terasa setelah diluncurkannya Yamaha Mio. Yamaha Mio menjadi sangat populer di Indonesia, dan berhasil mengubah cara pandang masyarakat terhadap motor matic. Dengan hadirnya Mio, Yamaha mulai memimpin pasar motor matic di Indonesia.
Puncak Kesuksesan Yamaha Indonesia di Bawah Kepemimpinan Dyon
Pada tahun 2010, di bawah kepemimpinan Dyon, Yamaha Indonesia berhasil memimpin penjualan motor di tanah air. Yamaha Mio menjadi salah satu motor matic terlaris dan berhasil mendominasi pasar. “Saya merasa beruntung memiliki tim yang mampu menyesuaikan diri dengan tantangan yang ada,” kata Dyon dengan rendah hati.
Inspirasi dari Bung Karno dalam Kepemimpinan Dyon
Inspirasi terbesar Dyon dalam memimpin datang dari Presiden Soekarno, salah satu tokoh yang sangat ia kagumi sejak kecil. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Otomotif Group, Dyon mengungkapkan bahwa Bung Karno adalah idolanya sejak ia duduk di bangku SMP. Semangat pantang menyerah Bung Karno menjadi inspirasi bagi Dyon dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di dunia profesional maupun kehidupan pribadinya.
Pengaruh Buku-buku Bung Karno dalam Kehidupan Dyon
Dyon juga mengungkapkan bahwa ia pertama kali mengenal Bung Karno melalui buku. “Hobi saya adalah membaca, dan salah satu buku favorit saya adalah ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ serta ‘Penyambung Lidah Rakyat’. Buku-buku ini membentuk cara pandang saya terhadap semangat juang yang tak pernah padam,” ujar Dyon.
Filosofi Kepemimpinan Dyon di Yamaha Indonesia
Dalam memimpin Yamaha Indonesia, Dyon selalu mengingat kalimat yang pernah diucapkan oleh Bung Karno, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.” Baginya, filosofi ini mengajarkan bahwa tidak ada batasan bagi seseorang untuk bermimpi dan meraih kesuksesan setinggi mungkin. Semangat pantang menyerah inilah yang selalu ia pegang dalam memimpin Yamaha.
Keberagaman dan Inklusivitas di Yamaha Indonesia
Tidak hanya itu, Dyon juga mengambil inspirasi dari Bung Karno dalam hal menghargai perbedaan. Menurutnya, keberagaman adalah kekuatan yang harus dirangkul dalam tim, dan hal ini diterapkan dalam lingkungan kerja di Yamaha Indonesia. “Siapa pun bisa berkarir di Yamaha, tanpa memandang latar belakang,” tegas Dyon. Filosofi ini membuat Yamaha menjadi perusahaan yang inklusif dan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk berkembang.
Kesimpulan: Dyonisius Beti, Pemimpin Visioner yang Membanggakan Indonesia
Dyonisius Beti adalah contoh nyata dari bagaimana kerja keras, ketekunan, dan inspirasi yang kuat dapat membawa seseorang dari tingkat lokal ke kancah global. Dengan pencapaiannya, Dyon tidak hanya membanggakan Indonesia, tetapi juga membuktikan bahwa dengan mimpi dan semangat yang tinggi, segalanya mungkin.